Harap berhati hati karena jika keduanya dikonsumsi sekaligus bisa berbahaya bagi tubuh.
Saya punya pengalaman yang hampir saja membuat nyawa melayang gara gara meminum keduanya dalam waktu yang hampir bersamaan, begini ceritanya ...
Suatu hari sekitar tahun 1995... dah lama sekali ya... seperti biasanya saya menabur pupuk ke sawah. Saat itu ada enam zak pupuk yang harus ditaburkan ke hamparan sawah sekaligus. Sebelumnya saya harus angkut keenam zak pupuk itu, saya campurkan pada hamparan plastik dan saya taburkan, skali lagi berbagai pekerjaan berat itu saya lakukan sendirian. Hari sangat panas ketika itu. Dan celakanya dari rumah tidak membawa air putih, namun hanya membawa kopi dalam wadah kecil sekitar satu literan.
Saat menabur pupuk jika terasa sangat haus saya minum kopi itu seteguk kemudian kerja lagi, haus minum lagi, kerja lagi. Demikian hingga seluruh pupuk habis tertabur sampai kira kira jam setengah satu siang.
Selesai kerja saya pulang dengan kondisi badan sangat letih dan langsung makan hingga super kenyang, karena memang terasa begitu lapar. Saya masih ingat betul saat itu sayurnya blendrang tewel sama tempe goreng serta sambal plelek, itu makanan favorit. Habis makan hingga kekenyangan langsung mandi dan beli minuman suplemen ke warung dekat rumah. Saya saat itu kadang kadang jika badan terasa lelah suka minum suplemen karena badan bisa terasa enteng betul, dan tidurpun jadi nyenyak, bangun tidur badan dah terasa segar.
Tapi ketika itu yang terasa malah sebaliknya. Habis minum saya tidur tiduran dan mulailah pengalaman gawat itu terjadi. Mulanya jantung terasa berdegup semakin cepat, lama lama nakin bertambah cepat, nafas terasa mulai berat. Saya minum air putih dengan harapan minuman suplemennya jadi ternetral. Tapi usaha ini tak membantu. Saya pakai jalan jlan disamping rumah sambil tarik nafas dalam dalam tapi juga tak banyak menolong. Tubuh terasa mulai sulit bergerak.
Sekitar jam tiga sore saya dibonceng sepeda motor ke dokter terdekat. Disana cuma diperiksa detak jantung dan disarankan untuk dibawa ke rumah sakit. Menuju kerumah sakit terpaksa harus diangkut dengan kendaraan umum sambil di bopong karena badan dah kejang tak mampu berjalan.
Dirumah sakit langsung diberi oksigen dan kejang kejang semakin parah. Setiap tarikan nafas begitu berat, seolah ada batu besar yang menekan dada saya. Seluruh tubuh terasa kejang kejang. Andai tak mengingat anakku yang masih kecil saat itu, rasanya malas bernafas. Dalam kondisi seperti itu saya masih tetap sadar. Saya terus menerus bertakbir dan selalu minta ma'af pada orang orang di sekeliling karena saya pikir ajal sudah dekat.
Hingga jam 10 malam tak ada dokter spesialis yang menolong, namun hanya seorang dokter umum yang selalu memfonis ' ini karena terlalu banyak pikiran' katanya, ' makanya jangan ngoyo ngoyo...! ' Tapi saya pikir bener juga ya...
Sekitar jam 11 malam nafas dah mulai teratur, kejang kejang dah mulai reda. Tiba tiba suster datang dan hendak mencabut selang oksigen katanya tabung oksigen mau dipakai pasien lain. Saya katakan : jangan dulu, bernafas pakai ini rasanya enak. Suster hanya cemberut sambil ngeloyor pergi.
Sekitar subuh nafas dah benar benar normal, kejang dah hilang sama sekali, tapi badan masih sangat lemas. Suster datang lagi dan langsung cabut selang oksigen. Saya diam saja karena saya pikir dah sembuh.
Ada kejadian menggelikan saat itu. Beberapa orang di kamar sebelah pagi pagi benar menengok saya lagi, mungkin mereka pikir ko' orang ini masih hidup, gak sumbut dengan teriakkannya semalam yang menggegerkan kamar kamar sebelah.
Sekitar jam 6 pagi saya bisa buang air kecil dan buang angin, wuiiihh... rasanya plong ini badan.
Jam 8 pagi dites keseluruhan dan Alkhamdullilah kondisi normal semua. Beberapa teman yang menjenguk menakut-nakuti: ya... sing sabar wae.. biasanya kalau kondisi begini di rumah sakit sekitar satu minggu, tenang saja.
Satu minggu hah....... ?
Jam 3 sore saya memaksakan diri untuk pulang, toh tak ada dokter spesialis yang menjenguk, kata suster baru ada 2-3 hari lagi karena masih bepergian.
Malam harinya di rumah saya tak berani tertidur, karena saya pikir jika sampai ketiduran saya takut kebablasen, gawat..
Keesokan harinya badan dah mulai enteng dan bisa jalan.
Hampir 5 tahun sesudahnya saya sama sekali tak berani minum kopi, dan sampai saat ini tak pernah minum suplemen sama sekali.
Dari pengalaman diatas maka :
- Jangan sekali kali minum kopi bersama dengan minuman suplemen, sangat berbahaya !
- Jangan cepat cepat mandi begitu anda selesai makan kenyang. Karena sehabis makan suhu badan meningkat. Jika tiba tiba terkena air dingin maka suhu tubuh akan drop mendadak
- Jangan kerja fisik terlalu ngoyo. Ukur kemampuan diri sendiri.
Demikian sepenggal pengalaman yang saya posting, semoga bermanfaat.
Tulisan ini bukan untuk merendahkan salah satu minuman suplemen, cuma sebagai sharing pengalaman supaya kejadian ini tak terulang.
Sebenarnya bukan seperti itu, tapi ttp masuk akal.
BalasHapusIntinya itu adalah caffeine yang anda minum dalam kopi dan supplement.
Caffeine itu memacu metabolisme tubuh ( Detak jantung ) , terlebih lagi anda habis bekerja, which is metabolisme anda meningkat, sudah anda bekerja, anda minum kopi, dan anda minum supplement, lalu tidur2an.
Analoginya, Anda ngegas kendaraan anda dengan kencang, tapi dalam posisi gigi netral, atau didepan anda ada halangan , sehingga menghambat laju kendaraan anda. Mesinnya bakalan soak toh ?
Seperti itu juga jantung.